Sabtu, 15 Mei 2010

DOA

Berdoa dalam Roh dan Kebenaran
Saudara-saudara, semakin saya memikirkan maka semakin melimpah, semakin saya merenungkan maka semakin mendalam, dan semakin saya memahami maka semakin saya mengagumi ajaran Alkitab mengenai doa yang begitu berlimpah. Banyak orang Kristen dan gereja tidak menyelidiki teologi doa yang diajarkan Alkitab secara cermat pada waktu mereka berdoa. Alkitab berkata, "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:23a). Penyembahan dan ibadah kepada Tuhan memiliki dua unsur penting. Pertama, yaitu menyembah dengan ketulusan, beribadah dalam kebenaran; ini merupakan aspek fungsi rasio. Kedua, menyembah dalam roh, beribadah dalam kuasa Roh Kudus; ini merupakan aspek rohani.
Iman mencakup dua wilayah: wilayah rasional dan wilayah spiritual. Wilayah rasional bersangkutpautan dengan fungsi pemikiran. Wilayah spiritual bersangkutpautan dengan fungsi kita menyembah dan memuliakan Allah. Yesus Kristus berkata, "... barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:24) Aku beribadah kepada Tuhan, ibadahku berdasarkan ketaatan jiwaku kepada Roh Kudus. Ibadahku berdasarkan kebenaran yang memimpin pemikiranku. Berbahagialah orang yang pikirannya dipimpin oleh kebenaran dan hati nuraninya dipimpin oleh Roh Kudus, dan kedua aspek itu bekerja bersama-sama. Dwifungsi yang integral di hadapan Tuhan. Jika kita memunyai otak yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus, ibadah kita tidak diterima dengan baik. Jika kita memunyai roh yang bersungguh-sungguh tetapi tidak dipimpin kebenaran, kita tidak mungkin sungguh-sungguh memuliakan Tuhan. Berbahagialah orang yang memunyai integritas, yang merupakan penggabungan kedua aspek ini.
Pada bagian rasio terdapat kebenaran yang memimpin, pada bagian rohani Roh Kudus duduk bertakhta. Saudara-saudara, ibadah sudah mencakup aspek fungsi hidup kerohanian yang disebut berdoa: berdoa dengan roh, berdoa dengan pengertian. ".... Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku," demikian kata Paulus dalam 1 Korintus 14:15a. Berdoa dalam roh dan dalam pikiran, berdoa dalam roh dan dalam akal, dalam pengertian. Begitu banyak orang berani menafsirkan ayat itu secara salah dengan mengatakan, jika engkau berdoa dengan mengatakan perkataan pikiranmu, itu bukan berdoa dalam roh; berdoa dalam roh berarti berdoa tanpa memakai pikiran, hanya "glosolali" atau dipimpin roh, sehingga pikiran kita menjadi kabur atau tidak jelas. Saya berpendapat itu bukan yang diajarkan Alkitab. Jika kita meneliti surat Korintus, Paulus menekankan bukan hanya berdoa dalam roh tetapi juga memakai pengertian. Jadi, di sini ditekankan keseimbangan. Roh Kudus memimpin rohmu dan Firman memimpin pikiranmu. Tidak seorang pun berhak memisahkan Roh Kudus dari kebenaran, dan tidak seorang pun berhak memisahkan roh kita dari pimpinan Roh Kudus.
Jika pikiran kita tidak dipimpin kebenaran, kita belum bisa beribadah kepada Allah. Jika hati dan nurani kita tidak dipimpin oleh Roh Kudus, kita belum mengerti bagaimana berdoa kepada Tuhan. Jadi, penyembahan kepada Tuhan dalam roh dan kebenaran, berdoa kepada Tuhan dengan pikiran dan hati nurani yang dipimpin oleh Roh. Roh Kudus tidak mungkin memimpin seseorang tanpa memakai kebenaran. Ia memimpin kita dengan kebenaran, Ia memimpin kita dengan Firman. Firman Tuhan menjadi pedoman hidup, Firman Tuhan menjadi pelita bagi jalan kita, Firman Tuhan menjadi penerang hati nurani, kita dipimpin dengan cahaya Firman. Saudara-saudara, seorang yang rohani adalah seorang yang menaati kebenaran Alkitab. Seorang yang bijaksana adalah seorang yang menaklukkan pikirannya di bawah kuasa Roh Kudus dan kedaulatan Tuhan Allah.
Berdoa Sesuai dengan Kehendak Bapa
Roh Kudus dan doa; doa dan Roh Kudus. Pada waktu Yesus, sang Anak tunggal Allah, berada di dunia, Ia tidak berdoa tanpa pimpinan Roh Kudus. Ketika Anak Manusia yang mewakili Saudara dan saya berada di dunia, Allah itu menjadi daging, sang Kalam menjadi manusia, sang Firman menjadi Imanuel, Ia memerlukan pimpinan Roh Kudus. Siapakah Saudara, yang untuk berdoa pun tidak memerlukan pimpinan Roh Kudus? Siapakah Saudara, yang sudah belajar menghafalkan doa hingga cakap berdoa di luar kepala dan sudah tidak memerlukan pimpinan Roh Kudus? Dalam Lukas 4 dan Matius 4 dikatakan, Roh Kudus memimpin Yesus ke padang belantara untuk dicobai dan di situ Ia berdoa 40 hari. Ia berdoa, berdoa, berdoa, dan pada puncak doanya kita melihat Roh Kudus memimpin Dia. Dia bergumul selama 40 hari dalam doa. Roh Kudus sudah mendampingi-Nya dan akhirnya pada puncak doa-Nya, Ia sudah siap menghadapi pencobaan-pencobaan yang berat. Di dalam dunia, Yesus berdoa dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Bukan hanya itu saja, Alkitab berkata bahwa Roh menolong kita dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Apakah artinya itu? Sesuatu yang tidak terkatakan, yang tidak dimengerti oleh manusia, demikianlah keluhan-keluhan Roh Kudus. Orang yang belajar sabar mengetahui betapa beratnya arti S-A-B-A-R. Sabar itu sulit. Kata sabar dalam bahasa Tionghoa tersusun dari dua komponen, yang dapat diartikan sebagai jantung yang tertikam pisau. Itulah pengertian sabar: terkadang kita tidak bisa bersabar tetapi harus bersabar juga, sudah tidak bisa tetapi dipaksa, persis seperti jantung tertikam pisau; sedikit guncangan, pecahlah jantungmu. Itulah yang disebut sabar. Siapakah yang paling sabar? Roh Kuduslah yang paling sabar. Pada waktu Ia memperanakkan kita, Ia sudah bertekad untuk mendampingi si anak yang dilahirkan itu; Ia menghendaki hidup di tengah kita; Ia menghendaki hidup dalam kita. Roh Kudus mendampingi kita seperti seorang ibu, Ia mendidik kita dengan penuh kesabaran, memimpin kita menuju jalan yang benar, menuju jalan yang bercahaya dengan terang kemuliaan.
Roh Kudus dalam bahasa Yunani disebut "parakletos", artinya "di samping". "Parakletos" adalah penghibur yang mendampingi kita. Pada waktu Saudara dicela dan dihina; pada waktu Saudara seorang diri, melayani Tuhan dan tidak dimengerti orang lain, bahkan oleh sahabat dan rekan sendiri, ingatlah sang Parakletos, Roh Kudus penghibur yang mendampingi di sisi Saudara dan senantiasa menguatkan Saudara, berdoa menggantikan Saudara, karena Ia mengetahui isi hati Allah dan Allah Bapa juga mengetahui doa Roh Kudus. Ini adalah komunikasi antara ketiga Oknum: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bapa mencintai Anak, Anak mencintai Roh Kudus, demikian pula Roh Kudus mencintai Anak, Anak mencintai Bapa, Bapa mencintai Roh Kudus, dan Roh Kudus mencintai Bapa. Ketiga Oknum itu berkomunikasi, ketiga-Nya saling mencintai, dan pengertian di antara ketiga-Nya demikian jelas, demikian lengkap, demikian sempurna, dan demikian indah. Dalam Roma 8:27 ini Roh Kudus disebut mengetahui maksud Bapa dan Bapa juga mengerti isi hati Roh Kudus. Karena Roh Kudus mengetahui kedalaman dan keajaiban segala rahasia yang tersembunyi dalam diri Allah Bapa, Roh Kudus bisa berdoa sesuai dengan kehendak Bapa, sedangkan Saudara dan saya tidak mungkin bisa.
Roh Kudus membantu Saudara dan saya berdoa di hadapan Tuhan. Banyak wanita di desa-desa Tiongkok dahulu tidak bersekolah. Jika mereka ingin menulis surat kepada suami atau anaknya di kota lain, mereka harus meminta bantuan seorang jurutulis surat. Nah, seorang jurutulis surat adalah orang tidak memiliki kemampuan untuk berdagang tetapi merupakan orang pernah bersekolah. Jadi, mereka bekerja bermodalkan sebuah meja dengan tempat tinta, sebuah pena kuas terbuat dari bulu, dan banyak kertas di lacinya. Para wanita itu lalu mendiktekan apa yang mereka ingin katakan. Biasanya bahasa mereka selalu jelek, tata bahasanya tidak beraturan, tetapi sang jurutulis langsung mengubahnya menjadi kalimat-kalimat yang indah, bertata bahasa baik, dan enak dibaca; jikalau kata-katanya terlalu kasar akan dihaluskan, supaya dapat mengungkapkan apa yang diinginkan dengan sebaik-baiknya. Demikianlah Roh Kudus bekerja membantu kita dalam berdoa. Doa kita sering asal-asalan, namun Roh Kudus memperbaikinya. Dia mengeluh dan mengeluh mendengar doa kita, tetapi Ia memperindah doa kita sehingga doa kita diterima oleh Bapa. Inginkah doa Saudara diterima oleh Bapa? Tidak ada cara lain, hiduplah menuruti kehendak-Nya dan berkenan kepada-Nya, dan Roh Kudus akan membantu kita berdoa.
Saya sudah memunyai beban doa untuk penginjilan dunia sejak saya berumur sepuluh tahun, tetapi saya tidak tahu bagaimana harus berdoa. Kemudian Tuhan menolong saya untuk mulai melihat siapa saja orang yang memberitakan Injil, saya dukung mereka; siapa yang diinjili, saya cari tahu kesulitan mereka; siapa yang paling sulit menerima Injil, saya temukan rintangannya. Tuhan mulai mengajar dengan kebenaran, seperti mengupas lapisan-lapisan kulit bawang yang sisi luarnya sudah rusak, mengupasnya satu per satu sampai ditemukan inti bagian dalamnya yang sesuai dengan hidup yang dikehendaki Allah. Saya perlahan-lahan belajar mengetahui bagaimana cara berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam saya saya dididik, saya dibantu, sehingga lambat laun saya tidak lagi mendoakan hal-hal yang sekunder, hal-hal yang tidak diperlukan, saya tidak lagi berdoa untuk keuntungan dan kepentingan diri sendiri, melainkan mengutamakan Tuhan. Lambat laun saya merasakan perasaan yang sangat lain; jika Tuhan sudah menghendaki sesuatu, namun hati menginginkan hal yang berbeda, tidak ada damai sejahtera. Setelah mendoakan pekerjaan Tuhan, mendoakan orang lain, dan penginjilan seluruh dunia, muncullah suatu ketenangan dalam hati.
Saudara akan mengalami damai sejahtera yang luar biasa jika Saudara mengingat orang lain, tidak hanya mengingat diri sendiri. Ini merupakan suatu prinsip yang ada dalam Alkitab! Pada waktu Ayub tidak henti-hentinya bersungut-sungut, mencela Allah, ia tidak mendapatkan jalan keluar, tidak ada jalan pembebasan. Tetapi, ketika Ayub berdoa untuk kawan-kawannya dan untuk orang lain, Allah melepaskan dia dari kesusahan. Ayat yang indah! Hanya Roh Kudus yang bisa menolong kita, mengarahkan kita keluar dari kehidupan doa yang egosentris menuju kehidupan doa yang altruistis, yaitu berdoa untuk orang-orang lain. Kehidupan doa untuk melihat yang lebih lebar, lebih luas, penyangkalan diri yang lebih besar, melihat Kerajaan Allah. Roh Kudus menolong kita berdoa karena Ia mengetahui isi hati Tuhan. Kiranya Tuhan memperbarui, menyempurnakan, dan mengarahkan kebenaran dalam kehidupan doa kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar