Dosa yang mendatangkan maut
Adalah dosa orang percaya (Kristen) karena murtad dan membelakangi Tuhan, dosa ini
dilakukan secara sengaja dan dengan kesadaran penuh. Dosa ini mengakibatkan dan
menetapkan bahwa seseorang pasti akan menjadi Penghuni Neraka walaupun dia
masih hidup di dunia ini.
Bagi seseorang yang melakukan “dosa yang mendatangkan maut”, maka ia telah
melakukan 5 hal berikut ini sebagai pengalamannya: (Ibr 6:4-6)
1.
Pernah diterangi hatinya (pernah beroleh keyakinan bahwa Yesus Kristus
adalah satu-satunya Jalan Keselamatan untuk memperoleh Hidup yang kekal dan
tidak ada jalan lain).
2.
Pernah mengecap Karunia Surgawi (yakni Yesus Kristus sendiri).
3.
Pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus (pernah dipenuhi oleh Roh Kudus)
4.
Pernah mengecap firman yang baik dari Allah / merasakan betapa baiknya
Firman Allah itu (telah mengalami pertumbuhan yang cukup matang dari keadaan
taraf bayi, sehingga menikmati santapan keras dari Firman Tuhan).
5.
Pernah memiliki karunia-karunia/kuasa-kuasa dunia yang akan datang (telah
memiliki karunia Roh Kudus)
Dengan kata lain bahwa orang Kristen yang baru bertobat tidak mungkin
berbuat dosa ini. Jadi yang melakukan dosa ini adalah orang Kristen yang sudah
cukup matang rohaninya.
Contoh Kisah Nyata – Penjelasan langsung dari Tuhan Yesus.
(Percakapan Tuhan Yesus dengan seorang hamba Tuhan berinisial K.E.H di
Amerika)
Yesus berkata,” Sekarang Aku akan memperlihatkan kepadamu bagaimana roh-roh
jahat menerkam manusia jika mereka diberikan peluang / kesempatan untuk itu.”
Lalu tiba-tiba dalam penglihatan gaib, saya melihat seorang wanita. Saya
mengenal wanita itu sebagai mantan istri seorang pendeta. Saya pernah
diperkenalkan kepadanya bersama suaminya pada suatu kesempatan, dan saya sempat
berjabat tangan dengan mereka. Selain itu, saya sama sekali tidak kenal salah
seorangpun dari mereka dan juga tidak pernah berhubungan lewat surat maupun
telepon. Saya hanya tahu bahwa tidak berapa lama kemudian, wanita itu telah
meninggalkan suaminya.
Kemudian Yesus berkata,”Wanita ini adalah anak-Ku. Dia beserta dengan
suaminya dalam pekerjaan pelayanan. Dia pernah dipenuhi kuasa Roh Kudus, bahkan
kuasa Roh sedang bekerja di dalam dirinya sebagai Karunia yang diberikan Tuhan
kepadanya.”
“Pada suatu hari, ada satu roh jahat datang kepadanya dan membisikkan
sesuatu di telinganya,”Kau adalah wanita cantik; kau boleh mendapatkan
keharuman nama, ketenaran dan kekayaan, akan tetapi kau telah tertipu dengan
cara hidup orang Kristen.” Wanita itu menyadari bahwa suara ini adalah suara
roh jahat, lalu ia berkata,”Pergilah kau ke belakangku hai iblis !” Roh jahat
itupun meninggalkan dirinya untuk sementara waktu.
“Akan tetapi tidak lama kemudian roh jahat yang sama itu muncul kembali,
roh jahat itu bertengger di atas bahunya dan berbisik di telinganya,”Kau adalah
wanita yang berparas cantik, tetapi kau telah dimiskinkan oleh cara-cara hidup
orang Kristen dan menjalankan sebuah kehidupan yang terkucil.” Lagi-lagi ia
mengenali suara bisikan itu sebagai suara setan. Maka ia pun menghardik setan
itu seraya berkata,”hai iblis, saya menolak engkau, pergi dalam nama Yesus!”
Dan setan itupun mundur untuk sementara waktu.
"Akan tetapi roh jahat itu kembali lagi dan bertengger di atas bahu
wanita itu sambil membisikkan hal yang sama melalui telinganya. Kali ini ia
mulai merenungkan hal tersebut. Sebab ia menyadari bahwa dirinya memang betul
cantik. Tatkala ia mulai berpikir menurut jalan pikiran yang telah ditaburkan
oleh iblis itu kepadanya, maka ia pun lama-kelamaan menjadi gandrung dengan
jalan pikiran demikian.
Lalu dalam penglihatan, saya melihat wanita itu menjadi transparan bagaikan
kaca. Saya melihat di dalam otaknya terdapat titik noda hitam. Dan Tuhan
menjelaskan bahwa titik noda hitam itu adalah saran-saran iblis yang telah
menodai pikiran wanita itu.
Pada mulanya ia merasa tertekan dari arah lahiriah, akan tetapi oleh karena
ia memberikan peluang bagi saran-saran yang dlancarkan oleh iblis, maka jalan
pikirannya pun dapat dikuasai oleh iblis. Dia pun mulai berpikir,”Betul juga,
saya adalah wanita berparas cantik, saya dapat saja mencapai kekayaan dan
ketenaran, akan tetapi selama ini saya hidup dalam keadaan yang serba
sederhana, jauh dari kemewahan hidup.”
Walaupun demikian, sebenarnya, keadaan masih belum terlambat, ia dapat saja
menolak jalan pikiran yang buruk itu. Mungkin roh jahat itu masih bisa pergi
daripadanya dan wanita itu masih sempat terbebas. Akan tetapi, ternyata wanita
itu memilih jalan yang sebaliknya.
“Akhirnya wanita itu meninggalkan suaminya dan masuk ke tengah-tengah
kehidupan duniawi untuk mencari kekayaan dan ketenaran yang ditawarkan iblis
kepadanya. Dia jatuh ke dalam pelukan satu lelaki kepada lelaki yang lain.
Selang beberapa lama roh jahat itu terus bekerja sampai menguasai hatinya.”
Di dalam penglihatan, saya menyaksikan titik noda hitam itu beralih dari
kepalanya kemudian masuk ke dalam telinganya. Lalu wanita itu berkata,”Saya
tidak membutuhkan Yesus lagi. Biarkan saya hidup tenang sendiri.
……Yesus berkata,”Sungguh sedih bahwa wanita ini telah meninggalkan
suaminya, lalu mencari laki-laki lain. Walaupun begitu, berzinah itu bukanlah
dosa yang tidak dapat diampuni. Jika sekiranya ia telah berpaling kembali
kepada Tuhan dengan penuh penyesalan dan pertobatan, sekalipun ia telah
berhubungan dengan seratus laki-laki, Aku sebagai Tuhan Allahmu akan memberikan
ampun kepadanya. Apapun yang pernah ia lakukan, jika sekiranya ia meminta ampun
kepadaKu, maka Aku akan memberikan pengampunan.”
“Atau sekalipun ia bertindak bagaikan orang Kristen yang masih ‘hijau’ dan
berkata,”Saya tidak membutuhkan Yesus lagi, biarkanlah saya hidup dengan
tenang.” Meskipun ia tidak menyadari apa yang ia lakukan sebenarnya, Aku tetap
memberi ampun kepadanya. Apabila ia telah berbuat pelanggaran karena mengalami
pencobaan dari iblis dan terdesak oleh keadaan yang rumit, Akupun masih dapat
mengampuninya.
Akan tetapi dia sadari benar apa yang sedang dia lakukan, dan dia bertindak
dengan sengaja dan sadar waktu dia berkata,”Saya tidak membutuhkan Yesus lagi.”
Oleh sebab itu Aku berkata kepadamu, tidak perlu lagi engkau berdoa untuk dia
(karena wanita itu telah berbuat dosa kekal).
(baca juga -> I Yoh 5:16, Ibr 10:26-29)
-----------------------------------------------------------
Dosa Kekal juga termasuk -> MENGHUJAT ROH KUDUS
Artinya: Tindakan yang dilakukan secara sadar dan sengaja baik melalui Perkataan dan
Perbuatan, yakni menghina Pribadi dan pekerjaan-pekerjaan Allah Roh Kudus.
Pekerjaan Roh Kudus adalah selalu menyadarkan seseorang akan dosa-dosanya,
kemudian membawa seseorang itu untuk datang kepada Yesus Kristus lalu memuji
dan memuliakan Allah Bapa.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia
akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
|
|
Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun
selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."
|
DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT
(The Sin Unto Death)
Oleh Dr. W.A. Criswell
Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto
Khotbah ini sebelumnya dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas
pada tanggal 6 Juni 1982
“Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak
mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan
hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut.
Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus
berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan
maut” (1 Yohanes 5:16-17).
BERBAGAI PENDAPAT TENTANG
DOSA YANG MENDATANGKAN MAUT
Ketika
anda membaca eksegese atau tafsiran dari para penafsir Alkitab atau dari para
sarjana Alkitab, atau kotbah yang disampaikan berhubungan dengan tema ini, maka
anda akan menemukan ada dua kelompok atau dua macam tafsiran tentang dosa
yang mendatangkan maut atau dosa yang tak terampunkan ini. Ada yang
berkata bahwa kematian yang dimaksud di sini adalah kematian dalam artian
kematian fisikal dan mereka berbicara tentang itu atau menafsirkan demikian
karena Yohanes menggunakan kata, “saudara”: “Kalau ada seorang melihat saudaranya
berbuat dosa.” Jadi di sini menurut mereka mengacu kepada saudaranya orang
Kristen atau dengan kata lain mereka katakan bahwa ini maksudnya adalah jika ia
melihat saudaranya yang adalah orang Kristen itu berdosa, hendaklah ia berdoa
kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepada-Nya, yaitu mereka yang
berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. “Ada dosa yang mendatangkan maut dan
tentang itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa.” Interpretasi mereka
terhadap ayat ini bahwa orang Kristen dapat berdosa dan penghakiman Allah akan
menghancurkan kehidupan manusiawinya atau kematian fisikalnya. Jadi kematian
yang dimaksud ini adalah kematian dalam arti fisikal.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa kata “kematian” ini berhubungan dengan
kematian rohani atau kematian kekal. Ada dosa yang mendatangkan penghukuman
atau penghakiman kekal dan mereka harus mengatakan bahwa kata “saudara” di sini
berhubungan dengan orang yang kelihatannya saja “saudara,” namun sebenarnya ia
adalah orang Kristen yang belum lahir baru dan dia masih hidup didominasi oleh
kehidupan duniawi ini.
Dan eksegese ini mengatakan bahwa penggunaan kata “kematian” dan “hidup” di
dalam ayat ini adalah kata-kata yang biasa digunakan Rasul Yohanes. Ketika
Yohanes melihat di dalam Injil atau pun di dalam ketiga suratnya ataupun dalam
Kitab Wahyu, Yohanes selalu menggunakan kata ‘thanatos’ untuk
mengacu kepada kematian kekal dan ia menggunakan kata ‘zoe’ yang mengacu
pada kehidupan kekal. Oleh sebab itu, berhubungan dengan melakukan dosa yang
mendatangkan maut Yohanes berkata, “Tentang itu kukatakan bahwa ia harus
berdoa.” Karena ini berhubungan dengan penghukuman kekal yaitu dosa yang tidak
dapat diampuni.
INI BISA MENGACU KEPADA DOSA YANG MENDATANGKAN KEMATIAN FISIK
ATAU KEMATIAN KEKAL
Ketika saya mempelajari Alkitab untuk mempersiapkan bab ini dalam
pengetahuan dan pemahaman saya yang terbaik bahwa saya menafsirkan kata,
“kematian” ini berhubungan dengan baik kematian fisikal maupun kematian kekal:
Ada dosa yang mendatangkan kematian, yaitu kematian fisikal dan ada dosa yang
mendatangkan kematian kekal yaitu kematian jiwa.
Saya menemukan itu dalam penghakiman Allah yang pertama di dalam Alkitab.
Tuhan berkata kepada orang tua kita yang pertama ketika Ia berkata: “Pada hari
engkau memakannya pastilah engkau mati.” Dan mereka mati pada saat itu. “Pada
hari engkau memakannya pastilah engkau mati.” Pada hari ketika mereka tidak
mentaati Allah dan memakan buah itu secara rohani mereka telah mati. Mereka
terpisah dari Allah, mereka menjadi keluarga yang telah jatuh ke dalam dosa dan
secara fisikal mereka juga telah mati pada saat itu.
Alkitab berkata bahwa bagi Allah satu hari sama dengan seribu tahun dan
seribu tahun sama dengan satu hari, dan sungguh di dalam Alkitab tidak pernah
tercatat bahwa ada orang entah itu Adam atau pun Metusalah atau orang lain yang
pernah hidup selama “satu hari” bagi Tuhan. Jadi kata ‘thanathos’ atau
kematian ini mengacu baik kepada kematian fisikal maupun kepada kematian rohani
“dan pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati.”
Kita dapat melihatnya di seluruh Alkitab dan kita akan melihat penghakiman
Allah atau penghukuman Allah atas dosa yang membawa kepada kematian. Pertama
adalah kematian fisikal atau kematian tubuh dan yang kedua adalah oportunity
death atau kematian yang berhubungan tentang berakhirnya kesempatan
atau ditutupnya pintu masuk dan yang ketiga adalah kematian rohani yaitu
kematian jiwa yang kekal, itulah dosa yang membawa kepada kematian.
Dosa Yang Mendatangkan Kematian Fisikal
Yang pertama kita akan berbicara tentang kematian fisikal. Ada dosa yang
menyebabkan kematian atau pembinasaan tubuh. Dalam kitab Yosua pasal 7
diceritakan tentang kisah Akhan. Oleh karena ketidak-taatannya Akhan mengambil
barang-barang berharga dari Yerikho dan menyembunyikannya di kemahnya dan Tuhan
menjadi murka kepadanya dan oleh perintah Allah di ayat 25 dikatakan: “Lalu
seluruh Israel melempari dia dengan batu semuanya itu di bakar dengan api dan
dilempari dengan batu… oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebut
lembah Akhor.” Ini adalah dosa yang membawa kepada kematian.
Di dalam Perjanjian Baru kita juga menemukan penghakiman yang sama terhadap
orang yang tidak taat karena ketamakan. Dalam Kisah Para Rasul 5 Ananias dan
Saphira datang menghadapi Simon Petrus di Jemaat Yerusalem dan di sana mereka
berkata, “Kami telah menjual sebidang tanah dan kami akan memberikan semuanya
itu kepada Tuhan.”
Dan Roh Kudus berkata, “Mereka sedang mendustai Aku, mereka menahan
sebagian dari hasil penjualan tanah itu.”
Dan Simon Petrus berkata, “Mengapa engkau merencanakan perbuatan ini di
dalam hatimu?” Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah
nyawanya.
Kemudian Saphira istrinya datang dan Simon Petrus bertanya kepadanya,
“Katakanlah kepadaku dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” Jawab
perempuan itu, “Ya, betul sekian.” Dan Simon Petrus berkata: “Mengapa kamu
berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru
mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga
keluar.” Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan
putuslah nyawanya. Ada dosa atau ketidak-taatan yang disebabkan oleh ketamakan
yang membawa kepada maut. Ini adalah dosa yang membawa kepada maut. Kita
lihat lagi dalam ketidak-taatan dalam melaksanakan ritual atau seremonial baik
dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Di dalam Imamat 10 dikatakan:
“Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil
perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu.
Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang
tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN,
lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN” (Imamat
10:1-2).
Kemudian dalam 1 Korintus 11, Paulus menulis tentang Perjamuan Tuhan,
yaitu perjamuan untuk mengingat Tuhan:
“Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru
sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan
dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang
meninggal” (1 Korintus 11:28-30).
Banyak orang telah mati
Dosa yang membawa kepada kematian ini adalah dosa karena ketidaktaatan atau
ketidaklayakan dalam menjalankan seremonial, yaitu yang secara tidak layak
mengambil bagian di dalam perjamuan yang suci, yaitu dosa yang membawa kepada kematian
dan kematian yang dimaksud di sini adalah kematian jasmani.
Mari kita lihat lagi kematian seorang hamba dalam 1 Raja-raja 13. Ada
seorang nabi dari Yehuda yang diutus untuk menyerukan penentangan-Nya terhadap
penyembahan berhala di Betel pada kerajaan Utara dan Allah berkata kepadanya,
“Pergi dan beritakanlah peringatan dan berita penghukuman ini kepada mereka dan
setelah itu engkau harus langsung kembali, jangan makan roti ataupun minum di
sana, jangan berjalan pulang melalui jalan yang telah kau ambil itu, engkau
harus langsung kembali.”
Tetapi ada seorang nabi di Betel yang menipunya dan mengajaknya untuk
mampir di tempatnya untuk makan roti serta minum di sana, dan setelah orang itu
makan dan minum air di pelanailah keledai baginya. Orang itu pergi tetapi di
tengah jalan ia diserang seekor singa dan mati diterkam. Singa itu menerkam dan
membunuhnya dan kemudian singa itu berdiri di samping mayat itu. Itu adalah
penghakiman Allah. Singa itu tidak pernah menyentuh dan memakan mayat itu dan
ketika hal itu di dengar oleh nabi yang telah membujuk dia untuk berbalik tadi,
nabi itu berkata: “Dialah abdi Allah yang telah memberontak terhadap titah
Tuhan.” Tuhan menyerahkan dia kepada singa yang mencabik dan membunuh dia
sesuai dengan Firman Tuhan yang diucapkan-Nya kepadanya. Ini adalah dosa yang
membawa kepada kematian tetapi kepada kematian fisik.
Dan di dalam Perjanjian Baru, dalam Wahyu 2, Firman Tuhan datang kepada
jemaat di Tiatira bahwa jika jemaat itu tidak bertobat Tuhan berkata:
“Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka
yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika
mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu” (Wahyu
2:23).
Ada juga dosa atau kejahatan seksual dan ini adalah dosa yang membawa
kepada kematian. Di dalam Kejadian 38 dikisahkan:
“Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN
membunuh dia. Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri
kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah
keturunan bagi kakakmu” (Kejadian 38:7-8).
Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa keluarga laki-laki adalah pembawa garis
keturunan, sebab itu jika suaminya mati maka saudaranya laki-laki harus
mengambil istri dari saudaranya yang telah mati itu dan memberikan keturunan
untuk meneruskan garis keturunannya, namun kemudian:
“Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab
itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya
terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya” (Kejadian 38:9).
Onan tidak mau memberikan keturunan kepada kakaknya itu, “tetapi yang
dilakukannya itu adalah jahat dimata Tuhan, maka Tuhan membunuh ia juga.”
Ini adalah dosa atau kejahatan seksual dan saya membaca dalam Roma 1,
“Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan
kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.” Kemudian lagi Roma
1:26a: “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan”
“Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan,
sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak
wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan
isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain,
sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu
mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka” (Roma
1:26-27).
Jadi kita melihat ada dosa yang membawa kita kepada kematian dan salah
satunya adalah dosa kejahatan seksual.
Saya tidak pernah dapat melupakan perasaan yang pernah saya alami ketika
saya terbayang-bayang mayat seorang wanita muda yang dibaringkan di depan saya.
Dia adalah anggota gereja kami. Mayat itu dibawa dari California, dimana di
sana dia telah mengakhiri hidupnya sendiri dan ketika orang-orang membawa
mayatnya dan membaringkan mayat itu di depan saya, mereka juga meletakkan
tulisan tangan wanita itu yang berisi alasan mengapa ia memutuskan untuk bunuh
diri.
Dalam surat itu ia menjelaskan mengapa ia mengambil keputusn untuk bunuh
diri. Apa yang telah terjadi menimpa dirinya adalah bahwa ia telah terkena
penyakit kotor yaitu penyakit syphilis atau penyakit kelamin
yang telah mulai menyerang selaput membrana matanya sehingga ia akan segera
buta, dan daripada ia menghadapi kegelapan oleh karena kebutaannya sebagai
hukuman dari Tuhan, maka ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Itu
adalah dosa yang membawa kepada kematian yaitu kematian fisikal dan itu
terbukti dimana-mana.
Ada juga dosa yang membawa kepada kematian fisikal yang disebabkan oleh
kekerasan. Di dalam 1Raja-raja 2 dikatakan: “Ketika saat kematian Daud
mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya: … “lagi engkaupun mengetahui
apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya
kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia
membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang,
sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah… Maka
bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun
dengan selamat ke dalam dunia orang mati” (1 Raja-Raja 2:1, 5, 6)
Dan di dalam Perjanjian Baru Yesus berkata kepada Simon Petrus
seperti yang tertulis dalam Matius 26:52 “Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan
pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang,
akan binasa oleh pedang.” Jadi ada dosa yang membawa kepada kematian fisikal.
Dosa Yang Mendatangkan
Ditutupnya Pintu Keselamatan
Bukan hanya kematian fisikal tetapi juga opportunity death atau
kematian dalam pengertian bahwa Allah menutup pintu untuk selama-lamanya. Dalam
Kitab Bilangan Tuhan pernah berfirman terhadap umatnya: “Jika TUHAN berkenan
kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan
memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya”
(Bilangan 14:8).
Jadi Allah menyelamatkan umat pilihannya dan membawa keluar dari kegelapan
atau perbudakan di Mesir dan mereka di pimpin untuk menaklukkan tanah Kanaan.
Pada saat mereka sampai di Kadesy Barnea dari sana mereka mengutus 12 mata-mata
untuk mengintai tanah Kanaan dan setelah mereka kembali, mereka berkata, “Kami
sudah masuk ke negeri ke mana engkau suruh kami dan memang negeri itu
berlimpah-limpah susu dan madunya dan inilah hasilnya, hanya yang diam di
negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan
Enak juga telah kami lihat di sana, jadi kita tidak mungkin bisa
menaklukkannya.”
Namun Yosua dan Kaleb, dua dari dua belas pengintai itu berkata, “Tetapi
Tuhan bersama dengan kita. Peperangan ini adalah peperangan Tuhan.” “Tidak”
kata yang sepuluh orang itu, “Kita akan dibinasakan jika kita masuk tanah itu.”
Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis
pada malam itu, bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun
dan segenap umat itu berkata kepada mereka: “Ah sekiranya kami mati di Tanah
Mesir atau di padang gurun ini! Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin lalu
pulang ke Mesir.” Dan Tuhan Allah berfirman, “di padang gurun ini,
bangkai-bangkaimu akan berhantaran.”Kemudian Tuhan mengulangi lagi Firman-Nya: “Di
padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran….Sesuai dengan jumlah hari
yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu
tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu,
supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu…. Di padang gurun ini
mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati” (Bilangan 14:29, 34, 35)
Adapun terhadap sepuluh pengintai yang membawa kabar buruk kepada bangsa
Israel ini, orang-orang ini mati kena tulah di hadapan Tuhan dan ketika bangsa
itu melihat kejadian itu dan mereka begitu sedih mereka berkata, “Kita telah
berbuat dosa mari kita bangun dan masuk ke tanah itu.” Tetapi Tuhan Allah
berfirman “Tidak, tidak bisa!” Dan ketika mereka mencoba untuk menyerang,
bangsa Amalek dan Kanaan memukul mundur mereka. Mereka telah berdosa ketika
masa anugerah itu dicurahkan kepada mereka. Itu lah penghukuman bagi mereka.
Jadi ada dosa yang membawa kepada kematian.
Di dalam Ibrani 3:7-13 dijelaskan: “Pada hari ini jika kamu mendengar suaranya
jangan keraskan hatimu seperti pada hari pencobaan di padang gurun Kadesy
Barnea.” Sekali lagi ini adalah opportunity death atau
kematian dalam artian bahwa Tuhan tidak memberikan kesempatan lagi untuk masuk
atau membukakan pintu kembali.
Yakub memasak bubur kacang merah dan ketika Esau pulang dari berburu, Esau
melihat Yakub dan berkata, “Berikan yang merah-merah itu kepadaku maka aku akan
memberkatimu.” Yakub berkata, “Juallah hak kesulunganmu itu kepadaku.” Dan Esau
berkata, “Lihatlah aku sudah hampir mati dan apa untungnya aku mempertahankan
hak kesulunganku itu?” dan Yakub berkata, “Sumpah?” Dan Kemudian ia bersumpah
dan ia menjual hak kesulungannya itu kepada Yakub dan menggantikannya dengan
bubur kacang merah dan Esau kemudian menikmati makanan itu dan Esau kehilangan
hak kesulungannya.
Dalam kisah berikutnya ketika tiba saatnya Ishak akan memberikan berkat hak
kesulungan bagi anak-anaknya. Allah menolak Esau dan kemudian Esau menangis
namun demikian ia tidak dapat memperoleh haknya kembali, ia telah memberikan
hak kesulungannya itu kepada adiknya.
Dan di dalam Ibrani 12:16-17 dikatakan: “Esau menjual hak
kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika
ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan
untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air
mata” (Ibrani 12:16-17). Itu juga adalah dosa yang membawa kepada kematian
dalam pengertian pintu telah tertutup tidak ada kesempatan lagi untuk masuk dan
menerima anugerah.
Dosa Yang Mendatangkan Kematian Kekal
Yang ketiga adalah dosa yang membawa kepada kematian kekal, yaitu dosa yang
tak terampunkan yang membawa kepada kematian jiwa. Di dalam Kejadian 6
dikatakan:
“Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi… Ketika
dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:1a
dan 5)
“Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di
dalam manusia,… tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja” (Kejadian
6: 3).
Dan
setelah itu penghakiman dijatuhkan: “tidak selamanya Roh-Ku akan tinggal di
dalam manusia.”
Dalam
kisah selanjutnya kita melihat bahwa semua manusia dan makhluk, kecuali Nuh dan
sekeluarga ditenggelamkan dalam air Bah. Mungkin beberapa di antara mereka
mengetuk pintu Bahtera dan berseru kepada Nuh dan anda tentu lihat bahwa Nuh
tidak membukanya, mengapa demikian? Karena Alkitab berkata bahwa, “Allahlah
yang menutup pintu itu.” Allah yang menutupnya. Kesempatannya sudah berlalu.
Hari penuaian sudah berlalu. Hari atau zaman anugerah telah selesai.
Penghakiman
Allah yang Mahatinggi:
Pada suatu hari, saya tidak tahu kapan itu
Suatu tempat yang saya tidak tahu dimana,
Itu adalah perhentian akhir dari semua manusia
Masuk ke dalam kemuliaan atau kepada keputusasaan.
Ada garis yang melintasi kita yang tak terlihat,
Yang melintas di antara kita
Yang memisahkan kita
Yang ada dalam anugerah Allah atau murka Allah.
Jadi ada dosa yang membawa kepada kematian. Dan kata-kata dari Tuhan kita
yang paling mengerikan dan paling menakutkan dari semua kata-kata yang pernah
diucapkan Tuhan kita yang ada di dalam Perjanjian Baru yang diulang sampai tiga
kali, kita dapat membaca dalam Matius 12:31-32
“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang
mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia
yang akan datangpun tidak” (Matius 12:31-32).
Dan ilustrasi yang kita dapat lihat dalam Matius 25:10, di sana diumpamakan
ada sepuluh anak dara, ada sepuluh anak dara dan ada lima diantara mereka masuk
ke dalam pesta tetapi lima di antara mereka tidak dapat masuk ke dalamnya dan
ketika mereka mengetuk pintu: “Ijinkanlah kami masuk.”
Dan mengapa Allah tidak membiarkan mereka masuk? Firman Tuhan berkata,
“Allah telah menutup pintu itu.” Jadi Allah telah menutup pintu itu dan jika
Allah telah menutupnya tidak seorangpun dapat masuk.
Ketika manusia menyangkal Bapa mungkin ia dapat diselamatkan oleh Anak, dan
jika manusia menentang Anak mungkin ia dapat datang mengenal Allah melalui Roh
Kudus, namun ketika manusia menolak Roh Kudus tidak ada pengampunan bagi-Nya,
ia akan terhilang untuk selama-lamanya.
Saya tidak dapat menghakimi, saya tidak tahu namun itu adalah hak
prerogatif Allah yang telah melihat bahwa 10.000 kali mereka tidak pernah
diselamatkan untuk selama-lamanya kalau mereka menghujat Roh Kudus atau menolak
kesaksian Roh Kudus untuk percaya kepada Kristus. Jadi hal yang paling
mengerikan adalah ketika manusia menghujat Roh yang memberi anugerah.
Adakah
dosa yang tidak dapat diampuni? Jika kita membaca 1 Yohanes 5: 16-17, jelas
tidak ada masalah dalam memahami bahwa kita harus berdoa untuk saudara seiman
yang berdosa. Sama dengan Yohanes, orang Kristen mengakui bahwa "semua
kejahatan adalah dosa" dan dosa memisahkan rna nu sia dari Allah. Dengan
demikian doa dan bimbingan yang lemah lembut tampaknya harus dilakukan jika kita
melihat seorang saudara seiman berbuat dosa. Tetapi masalah yang ditimbulkan
Yohanes adalah disebutkannya "dosa yang mendatangkan maut." di mana
doa tidak dilakukan (bukan berarti doa itu salah, tetapi tidak ada gunanya).
Dosa apakah itu? Dan kematian apakah yang dimaksudkan-jasmani atau rohani?
Karena kita sendiri kadang-kadang jatuh ke dalam dosa, maka
pertanyaan-pertanyaan di .uas memiliki arti praktis bagi kita masing-masing.
Ini bukanlah sckadar memecahkan masalah akademis dari Kitab Suci.
Ketika
menyelidiki bacaan ini kita melihat, pertama, bahwa kalimat tersebut terdapat
pada akhir Kitab 1 Yohanes, tepat setelah anjuran untuk berdoa (5:13-15).
Menurut Yohanes, karena "kita tahu bahwa kita telah memperoleh segala
sesuatu yang telah kit a minta kepada-Nya" maka kita harus berdoa untuk
"saudara-saudara kita" yang berdosa. Yakobus menggunakan susunan yang
serupa pada akhir suratnya. Setelah berbicara tentang doa penyembuhan (Yakobus
5:13-16), ia mencatat anjuran untuk berdoa yang diberikan oleh Elia (ayat 17-18
), lalu berbicara tentang mengembalikan orang berdosa dari jalannya yang salah
dan dengan demikian menyelamatkan orang itu dari maut (ayat 19-20). ltulah
tujuan dari kitab yang ditulisnya. Susunan surat yang menyatakan pengharapan
akan kesehatan ditambah dengan kalimat yang menyatakan tujuan pada penutup
surat ini merupakan ciri khas dari salah satu bentuk surat berbahasa Yunani.
Dengan demikian kita tidak merasa terkejut bahwa pada penutup suratnya Yohanes
juga menuliskan suatu pengharapan akan kesehatan sebelum sampai pada pernyataan
tujuannya yang terakhir (barangkali 5:20).
Tetapi
kehidupan dan kematian apakah yang sedang dibicarakan oleh Yohanes? Inilah
pertanyaan kita yang hidup di zaman modern; bukan pertanyaan salah seorang
pembaca Yohanes, karena kalimatnya yang singkat mengasumsikan bahwa mereka
mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Kita hams mengungkap hal ini dari
surat-suratnya selanjutnya. Kita lihat bahwa Kitab 1Yohanes menggunakan istilah
"hidup" tiga belas kali, tujuh di antaranya dalam pasal ini. Karena
yang dimaksudkannya adalah kehidupan rohani (kehidupan kekal) dalam setiap
penggunaan lainnya dari istilah tersebut, maka kita menduga bahwa pengertiannya
dalam teks ini juga sama. Seperti pada dua bacaan lainnya (keduanya dalam
Yohanes 3:14), Yohanes menggunakan kata "maut" untuk menunjukkan
ketaatan rohani, bukan kematian jasmani. jadi meskipun dalam Perjanjian Baru
dosa dapat mengakibatkan kematian jasmani (1 Korintus 11:30; bandingkan Kisah
Para Rasul 5:1-11; 1Korintus 5:5) dan penyakit jasmani (Yakobus 5:15-16),
tampaknya bukan itu pengertlannya dalam bacaan ini. Hal ini secara khusus benar
kareria dalam kitab Injil maupun surat-suratnya Yohanes menganggap kematian
jasmani sebagai sesuatu yang telah ditaklukkan oIeh orang percaya (Yohanes
8:51; 11:26; 1Yohanes 3:14).
Jika
demikian, dosa apakah (bukan perbuatan dosa tertentu melainkan kualitas dosa)
yang mengakibatkan kematian rohani? Dalam Perjanjian Lama beberapa dosa
mengakibatkan hukuman mati, sedang lainnya tidak (Bilangan 18:22; Ulangan
22:26). Secara khusus, pelanggaran perintah Allah secara disengajamengakibatkan
kematian, sedangkan dosa yang tidak disengaja tidak mengakibatkan kematian
(Imamat4:2, 13,22,27; 5:15; 17:18; Ulangan 15:27-31; Ulangan 17:12). Dibedakannya
kedua dosa iru Juga merupakan sesuatu yang umum pada literatur Yahudi abad
pertama. Meskipun semua referensi Perjanjian Lama ini menunjukkan kematian
jasmani dari orang yang melakukan dosa tersebut, tidaklah mengejutkan jika
Yohanes menafsirkan kembali konsep itu sebagai kehidupan dan kematian rohani,
karena itulah yang menjadi pusat perhatiannya. Dalam hal ini Yohanes melihat
pada Yesus, yang menyebutkan dosa yang tidak dapa t diampum (Markus 3:28 dan
bacaan-bacaan yang sebanding). Dosa apakah itu? Bagi Yesus dosa itu adalah
melihat pekerjaan Roh Kudus tetapi menyebutnya sebagai pekerjaan setan. Secara
serupa, Yohanes merasa prihatin akan sekelompok orang yang murtad, mereka yang
dulunya merupakan bagian dan masyarakat Kristen tetapi kemudian meninggalkannya.
Apa dosa mereka? Mereka terus hidup dalam dosa (dan dengan dernikian
membenarkan dosa tersebut), mereka saling membenci dan memisahkan diri dari
teman-teman Kristen lainnya (dengan dernikian mereka tidak mempraktikkan
perintah tentang kasih), mereka mengasihi dunia dan bahkan menyangkal bahwa
Yesus telah "menjadi manusia" (barangkali penyangkalan bahwa Kristus
benar-benar memiliki tubuh jasmani). Semua itu bukanlah kesalahan yang terjadi
secara kebetulan atau tergelincir ke dalam dosa tertentu, melainkan sengaja
menyimpang dari kobcnaran yang telah mereka alami dalam masyarakat Kristen.
Meskipun mereka mungkin masih menganggap diri Kristen, Yohanes mengetahui bahwa
nilai-nilai dan doktrin mereka bcrbeda dengan yang terdapat dalam kelompoknya.
Jika
dernikian, mengapa Yohanes tidak mengatakan bahwa kita harus berdoa bagi
mereka? Jawabannya adalah karena doa semacam itu tidak ada gunanya. Masalahnya
bukanlah doa itu salah. Meskipun Yohanes jelas tidak menghendaki orang Kristen
berdoa agar orang-orang tersebut diampuni, ia memilih kata-katanya dengan
hati-hati dan tidak melarang orang Kristen untuk melakukannya. Masalahnya
adalah orang-orang tersebut tidak menyesal atau pun ingin bertobat. Seperti
orang-orang yang digambarkan dalam Ibrani 6, mereka telah mengenal kebenaran
dan men galami sepenuhnya apa yang menjadi milik Allah, tetapi mereka mengambil
jalan yang menyimpang. Meskipun Allah pasti akan mengampuni mereka. jika mereka
bertobat, tidak satu hal pun akan mengubah pikiran mereka. Mereka telah meninggalkan
masyarakat Kristen yang benar. Mereka "mengetahui" bahwa mereka benar
dan Yohanes salah. Berdoa agar mereka diampuni tak ada gunanya. Pengampunan
diberikan kepada orang-orang yang menyesali dosa mereka, bukan yang dengan
sengaja tetap hidup dalam dosa.
Tetapi
bukan itu yang menjadi perhatian utama Yohanes. Inti pembicaraannya adalah
orang Kristen luirus berdoa bagi jernaat Kristen lainnya yang berdosa. Mengapa
mereka harus melakukan hal ini? Pertama, Allah tampaknya lebih suka memberikan
pengampunan melalui pengakuan kepada orang lain dan doa orang lain (seperti
dalam Yakobus 5:15-16). Secara psikologis hal ini membuat pertobatan menjadi
jauh lebih nyata dan dengan dernikian lebih bertahan lama. Kedua, dosa har.us
dianggap sebagai hal yang serius. Kesalahan hari ini, jika kita biarkan, dapat
berubah menjadi tipu muslihat, dan saudara seiman kita akan semakin jauh dari
Allah sehmgga akhirnya mereka terrnasuk dalam kelompok yang murtad. Saat untuk
turun tangan bukanlah ketika seseorang telah menjadi keras hati dan menyimpang
dari jalan Allah, tetapi ketika dosanya pertama kali kita lihat. Jika ada yang
mendoakannya pada saat itu, maka ia akan hidup dan tidak akan semakin jauh dari
Allah.
Dengan
demikian Yohanes menghendaki dua hal yang sering kali kurang dipraktikkan dalam
gereja masa kini. Yang pertama adalah mengambil tanggung jawab atas
kesejahteraan rohani dari ternan-teman Kristen; yaitu mengamati kesalahan (kita
dapat "melihat" dosa; dosa itu tampak), menegur orang berdosa
(Galatia 6:1-2), dan berdoa agar mereka mendapatkan pengampunan. Yang kedua
adalah menganggap dosa sebagai hal yang serius, dan menyadari bahwa dosa itu
benar-benar dapat menimbulkan konsekuensi yang serius jika kita tetap hidup di
dalam-Nya. Dengan demikian kita harus hidup dalarn rasa takut yang benar di
hadapan Allah dan memanggil orang lain untuk melakukan hal yang sama. Yohanes
tidak ingin kita hidup dalam ketakutan bahwa kita telah melakukan dosa
"yang mendatangkan maut," karena rasa takut yang benar merupakan petunjuk
mengenai pertobatan kita, dan hal itu berarti kita tidak melakukan dosa semacam
itu. Yohanes ingin memanggil kita untuk terbuka satu sama lain sehingga kita
dapat memberikan dan menerima tegman. Dengan demikian kita bukan saja akan
saling menjaga dari pemberon takan yang disengaja dan akibatnya, melainkan juga
saling menolong untuk berjalan dalam persekutuan yang erat dengan Allah yang
adalah terang (1 Yohanes 1:5).
Disalin
dari: Peter H Davids, Ucapan
yang Sulit Dalam Perjanjian Baru,
SAAT Malang, p. 272
1 Yohanes 5:16-17 5:16 LAI TB, Kalau ada seorang
melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut,
hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu
mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
KJV, If any man see his brother sin a sin which is not unto death, he shall ask, and he shall give him life for them that sin not unto death. There is a sin unto death: I do not say that he shall pray for it.
TR, εαν τις ιδη τον αδελφον αυτου αμαρτανοντα αμαρτιαν μη προς θανατον αιτησει και δωσει αυτω ζωην τοις αμαρτανουσιν μη προς θανατον εστιν αμαρτια προς θανατον ου περι εκεινης λεγω ινα ερωτηση
Translit, ean tis idê ton adelphon autou hamartanonta hamartian mê pros thanaton aitêsei kai dôsei autô zôên tois amartanousin mê pros thanaton estin hamartia pros thanaton ou peri ekeinês legô ina erôtêsê
5:17 LAI TB, Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
KJV, All unrighteousness is sin: and there is a sin not unto death.
TR, πασα αδικια αμαρτια εστιν και εστιν αμαρτια ου προς θανατον
Translit, pasa adikia hamartia estin kai estin hamartia ou pros thanaton
Sebelum menjawab pokok pertanyaan, agaknya ayat diatas "kontradiksi" dengan Roma 6:23a
* Roma 6:23a Sebab upah dosa ialah maut; Memang upah dosa itu maut, dan pasti maut jikalau seseorang tidak menyambut tawaran keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekarang kita baca lebih lengkap Roma 6:23 sbb :
KJV, If any man see his brother sin a sin which is not unto death, he shall ask, and he shall give him life for them that sin not unto death. There is a sin unto death: I do not say that he shall pray for it.
TR, εαν τις ιδη τον αδελφον αυτου αμαρτανοντα αμαρτιαν μη προς θανατον αιτησει και δωσει αυτω ζωην τοις αμαρτανουσιν μη προς θανατον εστιν αμαρτια προς θανατον ου περι εκεινης λεγω ινα ερωτηση
Translit, ean tis idê ton adelphon autou hamartanonta hamartian mê pros thanaton aitêsei kai dôsei autô zôên tois amartanousin mê pros thanaton estin hamartia pros thanaton ou peri ekeinês legô ina erôtêsê
5:17 LAI TB, Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
KJV, All unrighteousness is sin: and there is a sin not unto death.
TR, πασα αδικια αμαρτια εστιν και εστιν αμαρτια ου προς θανατον
Translit, pasa adikia hamartia estin kai estin hamartia ou pros thanaton
Sebelum menjawab pokok pertanyaan, agaknya ayat diatas "kontradiksi" dengan Roma 6:23a
* Roma 6:23a Sebab upah dosa ialah maut; Memang upah dosa itu maut, dan pasti maut jikalau seseorang tidak menyambut tawaran keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekarang kita baca lebih lengkap Roma 6:23 sbb :
* Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah
maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita.
Roma
6:23 mengkontraskan "maut" vs "hidup kekal", hidup kekal
terjadi karena dosa manusia terhapus oleh karya Tuhan Yesus Kristus di kayu
salib. Didalamnya dapat kita tarik pengertian : Meski berdosa yang mendatangkan
maut oleh karena iman kepada Kristus maut ini tergantikan dengan hidup yang
kekal.
Nah
apa yang dimaksud dengan "dosa yang tidak mendatangkan maut" dalam 1
Yohanes 5:16-17. Apalagi Rasul Yohanes dalam ayat-ayat diatas tidak
memerincikan apa itu "dosa yang tidak mendatangkan maut". Namun hal
tersebut dapat kita mengerti kalau kita sudah paham apa yang dimaksud Tuhan
Yesus Kristus dalam ayat ini :
* Matius 12 : 31-32
12:31 Sebab itu Aku berkata
kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan
diampuni.
12:32 Apabila seorang
mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia
tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.
Inilah
dosa yang tak terampuni yaitu hujat
terhadap Roh Kudus.
Hujat/dosa terhadap Roh Kudus ini, tidak ada pengampunannya, inilah dosa yang pasti mendatangkan maut (kematian kekal) karena tidak ada pengampunannya.
Hujat/dosa terhadap Roh Kudus ini, tidak ada pengampunannya, inilah dosa yang pasti mendatangkan maut (kematian kekal) karena tidak ada pengampunannya.
Semua
kejahatan adalah dosa : mencuri,
berzinah, sombong, membunuh, berdusta, membenci, iri-hati, dendam,dll. itu semuanya adalah dosa dan mempunyai
konsekwensi yaitu "hukuman Allah". Karena Allah tidak berkenan kepada
dosa-dosa itu, namun terhadap dosa yang type-type ini Ia masih memberikan
kesempatan pengampunan bagi para pelanggarnya. Bahkan dengan kemurahanNya ia
akan senantiasa memberikan pengampunan.
Ketika
orang berbuat dosa-dosa yang ini, ia masih bisa diampuni apabila ia bertobat.
Pengampunan inilah yang memberikan "cap/ titel" bahwa dosa-dosa ini
bukan dosa yang mendatangkan maut (kematian kekal).
Maka, dengan ini kita mengerti dosa yang tidak mendatangkan maut (alias yang bisa diampuni) adalah dosa-dosa lain yang diluar
hujat terhadap Roh Kudus.
Tetapi hal ini tentu saja mempunyai batasan, yaitu apabila ia mau bertobat membuka diri kembali kepada jalan Allah.
Tetapi hal ini tentu saja mempunyai batasan, yaitu apabila ia mau bertobat membuka diri kembali kepada jalan Allah.
Rasul
Yohanes memahami, seorang yang telah menerima Kristus, mengakuiNya sebagai
Tuhan dan Juruselamat, dosa-dosanya masa lalu diampuni, namun sebagai manusia
yang masih hidup di dunia, ia masih bisa saja jatuh ke dalam dosa. Untuk itu ia
menasehati agar kita saling mendoakan apabila kita mendapati saudara kita jatuh
dalam dosa (dosa-diluar hujat kepada Roh Kudus, sebab tidak ada gunanya mendoakan orang
yang berdosa hujat terhadap Roh Kudus).
Doa
ini sangat efektif sebab setiap kita memang harus saling mendukung agar kita
bersama-sama hari demi hari menjadi lebih sempurna didalam Kristus. Semoga penjelasan ini tidak mengecewakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar