Selasa, 17 November 2009

Profil Pdt. Marcus Philips Bolang

Profil Pdt. Marcus Philips Bolang
M Ph Bolang yang dikenal dengan panggilan Om Max, lahir di Jakarta 23 November 1949
Masa Kecil…
Memiliki saudara 2 orang yaitu Johny Bolang dan Hanna Rantung Bolang…Walau ayah dan ibu kami sibuk melayani penggembalaan dan penginjilan, mereka bertiga dalam pemeliharaan dan didikan ayah dan ibu yang sangat ketat dan konsenvartif. Bayangkan Ibu kami tidak memperbolehkan ada permainan catur, halma atau yang lainjnya di pastori. Kami hidup sederhana karena ayah dan ibu tidak materialistis, tidak punya tv, radio dan barang elektronik lainnya. Kalau kami mau nonton acara-acara tv yang terkenal, kami harus ke tetangga depan yang anak-anaknya sebaya dengan kami. Kami hidup rukun, hampir tiap hari latihan menyanyi trio untuk ibadah Rabu dan Minggu, Johny memainkan accordion dengan bagus sambil nyanyi suara tenor, saya suara sopran dan Hanna alto. Menjadi trio yang chemistry yang solid saat itu.
Saya ingat waktu ada kerusuhan antar etnis di Tg.priok, kalau tidak salah tahun 1963, untuk menghindar dari amuk massa, banyak anggota jemaat membawa barang-barang berharganya di pastori berupa tv, motor, bahkan mobil…kami anak-anak senang luar biasa, karena bias nonton tv sekaligus tiga pesawat tv..sayang begitu keadaan aman semua barang-barang titipan diambil kembali, tidak ada satupun tv ditinggalkan untuk gembala mereka…
Panggilan Tuhan Dalam Pelayanan…
Ketika masih kuliah di Atmajaya Jakarta Fakultas Hukum tingkat satu, saya diajak ayah menemani penginjilan di Sumatera Utara tepatnya di daerah Karo. Disana ayah saya sangat dihormati oleh hamba-hamba Tuhan dan masyarakat sampai kami di ulosi Sibolang. Saya hanya membantu mengambil foto-foto dalam KKR yang dihadiri ribuan orang. Saya melihat tanda-tanda heran dan mijizat Allah kerjakan melalui pelayanan ayah saya. Setela selesai khotbah ayah saya biasanya memanggil orang tuli atau tidak bias berbicara untuk didoakan…dalam KKR itu saya mulai merasakan panggilan Tuhan untuk melayani sepenuh waktu, yang saat itu saya kena penyakit kuning karena kecapean latihan karate sebagai karateka inkai di Tg.priok…kemudian tahun 1970, saya memutuskan ke Sekolah Alkitab Beji…teman-teman saya seangkatan an. Pdt Robby Mandey, Pdt Marthen Bolung, Rudy Slat dan Jerry Batubara.
Pengalaman Pertama Berkhotbah di ribuan orang
Saya sering mendampingi kkr dengan ayah kemana saja… Pada tahun 1981, ayah melayani KKR di Lapangan Sario Manado yang di koordinir oleh mahasiswa Pantekosta…pada saat itu ayah saya bertanya 20 tahun lalu ada ibu membawa anaknya yang meninggal ditempat ini, adakah ibu itu mala ini ? kemudian seorang gadis dating dan berkata: sayalah anak itu yang mati ketika didoakan hidup kembali. Dan malam-malam kkr itu banyak terjadi mujizat..malam terakhir ayah kecapean kemudian beliau memanggil saya dan berkata malam ini kamu yang khotbah saya yang doa orang sakit..saya menjawab apa kata orang nanti karena saya belum pernah, kemudian ayah saya terdiam dalam kekecewaan dan berkata : saya kecewa punya anak seperti kamu..kemudian ibu dan istri saya membujuk dan berkata ayo kita berpuasa hari ini, dan malam itu saya berkhotbah…sejak saat itu saya mulai berkhotbah di kkr besar.
Peralihan dari WH Bolang kepada Ibu NS Bolang dan kepada M.Ph Bolang
Setelah ayah saya meninggal dunia tahun 1982, digantikan oleh ibu saya, kemudian ibu saya menunjuk saya untuk mendampingi beliau dalam pelayanan. Juga dibantu oleh Pdt.johny Bolang dan Pdt Dolfie Rantung…setelah 15 tahun, ibu NS Bolang dipanggil Tuhan pada tahun 1997…ada sekitar 3 bulan pelayanan di Gideon di layani oleh MD pada waktu itu, kemudia suatu hari Pdt.AH Mandey memanggil kami bertiga kakak beradik bersama pasangan masing-masing..kira-kira sampai jam 3 pagi kami adakan pertemuan dengan Pdt AH Mandey, kemudian akhirnya Pdt.M.Ph Bolang diminta meneruskan pelayanan di GPdI Gideon Tg.Priok. M.Ph Bolang dilantik menjadi Gembala pada 7 September 1997 sampai sekarang.
Harapan Kedepan
Selalu apa yang lakukan di jemaat yang Tuhan percayakan kepada saya baik di Karmel Cipinang maupun Gideon Priok, berdasarkan apa yang Tuhan taruh dalam hati saya ketika berdoa , dimana Tuhan memberikan visi yang jelas tentang apa yang saya harus lakukan…ketika mendapat visi dari Tuhan , saya sampaikan kepada istri saya sebagai orang yang paling dekat dengan saya, kemudian majelis jemaat untuk apa yang harus dilakukakan dan selalu berhasil karena itu dari Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar